Gelar Demo di Lokasi COP 23, Aktivis Anti Batubara Kecam Investasi Jepang


Kampanye

Gelar Demo di Lokasi COP 23, Aktivis Anti Batubara Kecam Investasi Jepang


Oleh JATAM

10 November 2017





[Bonn, Jermany, 9 November 2017] – Para aktivis anti batubara Indonesia, Filipina, Jepang, dan Afrika pada Kamis (9/11/17) pagi waktu Jerman, menggelar aksi di depan pintu masuk utama Bula Zone, salah lokasi utama pelaksanaan United Nations Framework Convention on Climate Change – Conference of Party 23 (COP23). Pertemuan COP 23 berlangsung sejak 6 sampai 17 November 2017 di Bonn, Jerman. Aksi demonstrasi yang dilakukan aktifis anti batubara tersebut untuk mengecam investasi Jepang dalam membiayai proyek-proyek PLTU dan tambang batubara di empat Negara tersebut.

Dalam orasinya, aktifis anti batubara asal Indonesia yang juga koordinator Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Merah Johansyah Ismail, menyebutkan bahwa investasi Jepang di PLTU dan tambang batubara di Indonesia membawa kerusakan yang begitu parah sejak dari hulu hingga ke hilir. “Pemerintah Jepang turut bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan oleh proyek-proyek yang mereka danai, terutama oleh JBIC dan JICA.” Merah juga menyebutkan bahwaJapan Bank for International Cooperation (JBIC) telah menyalurkan investasi senilai USD 24 juta melalui Idemetsu Kosan pada perusahaan tambang yang mencemari Sungai Malinau dan melakukan perusakan hutan di Kalimantan Utara, yakni PT Mitrabara Adiperdana.

Tidak hanya itu, Merah juga menyebutkan keterlibatan JBIC dan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam pembiayaan PLTU Batubara di Cirebon dan Indramayu di Jawa Barat serta Batang di Jawa Tengah. “Selain mencemari lahan pertanian dan pesisir akibat pembakaran batubara, PLTU sokongan Jepang ini juga berkontribusi pada pembongkaran batubara di hutan Kalimantan, karena batubara yang dibakar di PLTU ini sebagaian besar didatangkan dari tambang-tambang batubara di Kalimantan,” pungkasnya.

Selain JATAM, aksi tersebut juga diikuti oleh Wahana lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Philippines Movement for Climate Justice, Friends of the Earth Japan, Asian Peoples Movement on Debt and Development (APMDD) dan International Coal Network. Para aktifis anti batubara ini melakukan aksinya selama satu jam saat para media dan delegasi dari 197 Negara peserta COP23 memasuki pintu masuk utama di Bula Zone.

Narahubung:

Merah Johansyah – 0813 47882228


 







© 2025 Jaringan Advokasi Tambang





Kampanye

Gelar Demo di Lokasi COP 23, Aktivis Anti Batubara Kecam Investasi Jepang


Share


Oleh JATAM

10 November 2017



[Bonn, Jermany, 9 November 2017] – Para aktivis anti batubara Indonesia, Filipina, Jepang, dan Afrika pada Kamis (9/11/17) pagi waktu Jerman, menggelar aksi di depan pintu masuk utama Bula Zone, salah lokasi utama pelaksanaan United Nations Framework Convention on Climate Change – Conference of Party 23 (COP23). Pertemuan COP 23 berlangsung sejak 6 sampai 17 November 2017 di Bonn, Jerman. Aksi demonstrasi yang dilakukan aktifis anti batubara tersebut untuk mengecam investasi Jepang dalam membiayai proyek-proyek PLTU dan tambang batubara di empat Negara tersebut.

Dalam orasinya, aktifis anti batubara asal Indonesia yang juga koordinator Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Merah Johansyah Ismail, menyebutkan bahwa investasi Jepang di PLTU dan tambang batubara di Indonesia membawa kerusakan yang begitu parah sejak dari hulu hingga ke hilir. “Pemerintah Jepang turut bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan oleh proyek-proyek yang mereka danai, terutama oleh JBIC dan JICA.” Merah juga menyebutkan bahwaJapan Bank for International Cooperation (JBIC) telah menyalurkan investasi senilai USD 24 juta melalui Idemetsu Kosan pada perusahaan tambang yang mencemari Sungai Malinau dan melakukan perusakan hutan di Kalimantan Utara, yakni PT Mitrabara Adiperdana.

Tidak hanya itu, Merah juga menyebutkan keterlibatan JBIC dan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam pembiayaan PLTU Batubara di Cirebon dan Indramayu di Jawa Barat serta Batang di Jawa Tengah. “Selain mencemari lahan pertanian dan pesisir akibat pembakaran batubara, PLTU sokongan Jepang ini juga berkontribusi pada pembongkaran batubara di hutan Kalimantan, karena batubara yang dibakar di PLTU ini sebagaian besar didatangkan dari tambang-tambang batubara di Kalimantan,” pungkasnya.

Selain JATAM, aksi tersebut juga diikuti oleh Wahana lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Philippines Movement for Climate Justice, Friends of the Earth Japan, Asian Peoples Movement on Debt and Development (APMDD) dan International Coal Network. Para aktifis anti batubara ini melakukan aksinya selama satu jam saat para media dan delegasi dari 197 Negara peserta COP23 memasuki pintu masuk utama di Bula Zone.

Narahubung:

Merah Johansyah – 0813 47882228


 



Sekretariat: Graha Krama Yudha Lantai 4 Unit B No. 43, RT.2/RW.2, Duren Tiga, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12760

✉ jatam@jatam.org

☏ (021) 7997849


Tentang Kami

→ Profil Organisasi

→ Sejarah

→ Mandat

→ Keorganisasian

→ Etika

→ Pegiat


Kunjungi

→ Pemilu Memilukan

→ Save Small Islands

→ Potret Krisis Indonesia

→ Tambang gerogoti Indonesia


Konstituen

→ JATAM Kaltim

→ JATAM Sulteng

→ JATAM Kaltara






© 2025 Jaringan Advokasi Tambang