Eskalasi Bencana Ekologis Akibat Industri
Kampanye
Eskalasi Bencana Ekologis Akibat Industri
Oleh JATAM
26 Agustus 2015
Konferensi Nasional Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas XI.
Bencana akibat aktivitas industri makin meningkat di Indonesia. Industri pakaian, Sawit hingga industri pertambangan bersumbangsih besar dalam berbagai petaka lingkungan. Kejadian demi kejadian bencana belum memberi petunjuk kepada para pengambil kebijakan untuk melakukan tindakan pencegahan.
Hal ini terungkap dalam seminar dan diskusi tematik pada Konferensi Nasional Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas ( KN PRBBK) XI di gedung Pasca Sarjana Institut Teknologi, Surabaya ( 25/08/2015). “Kami mengakui masih sedikit sekali perhatian pada bencana akibat industri. Lebih banyak ke bencana alam,” ungkap Drs. Bintang Susmanto, Inspektorat BNPB dalam sambutan pembukaan Konferensi tersebut.
Rully Dharmadhi, Pengkampanye Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan Timur (JATAM Kaltim) menyampaikan fakta bahwa industri pertambangan di Kalimantan Timur sudah sangat mengerikan. “Bayangkan lebih dari 70% luas Samarinda telah dikuasai pertambangan. Sekarang sudah 10 anak mati di lubang tambang Samarinda. Banjir terus terjadi hingga pencemaran,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan oleh Gun Retno, Warga Rembang. Praktek pertambangan semen di tempatnya belum beroperasi produksi saja sudah menimbulkan bencana sosial berupa konflik horisontal dan dengan pemerintah daerah. Selain itu potensi hilangnya sumber air menjadi kekuatiran yang kini melanda penduduk desa.
Selain Rembang dan Kaltim, masyarakat Sidoarjo yang mengalami bencana akibat pertambangan oleh Lapindo juga menyampaikan aspirasinya. “Bencana oleh tambang sungguh membuat kami menderita, mulai dari kehilangan rumah hingga kesehatan yang memburuk. Kami seperti dibiarkan, pemerintah tidak hadir dalam penderitaan kami. Ini bukan soal ganti rugi semata,” tuturnya.
Tentang Konferensi
Konferensi yang dihadiri oleh para pegiat isu kebencanaan dari berbagai daerah dan dari unsur pemerintah hingga swasta ini akan berlangsung hingga 27 Agustus 2015. Konferensi ini mengangkat tema “Membangun Ketangguhan Komunitas Dalam Mereduksi Bencana Lingkungan Dan Industri”.
Konferensi ini diselenggarakan oleh Masyarakat Peduli Bencana Indonesia bersama berbagai lembaga sosial lainnya. “Konferensi ini untuk berbagi pengalaman ber-PRBBK dan berjejaring serta membangun rekomendasi penting untuk perbaikan kepada para pengambil kebijakan agar bencana akibat industri tidak terjadi terus menerus,” jelas Sofyan Eyang selaku ketua panitia konferensi.
© 2025 Jaringan Advokasi Tambang