Hilirisasi Nikel: Setan yang Merongrong Kehidupan Warga
Siaran Pers
Hilirisasi Nikel: Setan yang Merongrong Kehidupan Warga
Oleh JATAM
11 Oktober 2024
Pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia yang menyebut banyak “setan” mengganggu jalannya hilirisasi nikel sebagai program kebanggaan Joko Widodo, ngawur dan menyesatkan.
Bahlil mengeklaim di balik keberhasilan hilirisasi Indonesia, ada duri yang ia sebut sebagai setan. "Ini sekali lagi. Nah, tapi bukan gak ada setannya ya Bapak-Ibu semua. Ini setannya banyak sekarang. Untuk komoditas daripada turunan hilirisasi nikel, kita sudah menjadi terbesar di pasar dunia," ujar Bahlil sebagaimana dikutip dari CNBC pada Kamis, 10 Oktober 2024.
JATAM berpandangan, pernyataan Bahlil di atas ada benarnya. Namun, setannya itu sendiri adalah industri ekstraktif seperti pertambangan dan hilirisasi nikel yang hampir 24 jam menghantui kehidupan warga.
Dalam 10 tahun kekuasaan politik rezim Jokowi, pertambangan dan hilirisasi nikel telah merampas ruang hidup warga, mulai dari perampasan tanah, perusakan kawasan hutan yang memicu deforestasi, pencemaran air tanah dan air permukaan, hingga pesisir dan laut.
Hilirisasi yang diagung-agungkan rezim Jokowi itu, juga telah berdampak pada terganggunya kesehatan warga hingga memicu konflik, kekerasan dan kriminalisasi, serta memenjarakan warga.
Rentetan kejahatan itu dialami oleh hampir seluruh wilayah sentra nikel, sebagian di antaranya tersebar di Kepulauan Sulawesi, Maluku Utara, hingga Papua bagian Barat. Termasuk Pulau Kalimantan yang terus dibongkar batubaranya untuk melayani smelter-smelter nikel.
Ironisnya, rezim Jokowi justru bekerja untuk melayani agenda hilirisasi nikel melalui ragam kebijakan dan regulasi yang memberikan jaminan hukum, untuk keamanan dan perluasan wilayah operasi industri serta beragam insentif bagi pelaku industri.
Bahkan sebagian pelaku industri pertambangan dan hilirisasi itu adalah orang-orang di lingkaran kekuasaan politik Jokowi, yaitu Bahlil Lahadalia serta anak dan menantu Jokowi. Dengan demikian, hilirisasi nikel itu tidak untuk rakyat, melainkan untuk melayani kepentingan pelaku bisnis dan negara-negara asal pelaku industri.
Narahubung:
Alfarhat Kasman/ Juru Kampanye JATAM - 085298306009
Julfikar Sangaji/ Pegiat JATAM di Maluku Utara - 082195694271
© 2024 Jaringan Advokasi Tambang